Apabilakamu tak pandai dalam menulis rangkaian kata demi kata untuk membuat puisi, kamu bisa mencari beberapa referensi. Contoh puisi yang menyentuh hati untuk guru: Baca Juga: 20 Tahun Berlalu, Harry Potter akan Kembali Mengobati Karinduan Penggemarnya Lewat Film Terbaru Mereka Tahun D. 1. Guruku. Awal ku masuk kelas. Kaku, bingung, dan takut.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. GEOMETRI MANUSIAManusia seperti geometriLingkaran, trapesium, persegi, Berbagai perangai Dalam berbagai situasiKadang kita merefleksi diriMemperbaiki dari masa lampauTerkadang kita bertranslasi Mengembalikan maksud pada sumbuKadang pula hidup mempermainkanMerotasi rencana se-sembarang segitigaKadang di atasLebih banyak di bawahMemang hidup sungguh lucuManusia seperti geometriRINDUKU TAK BERHINGGARinduku bagaikan bilangan imajinerKau selalu ada dipikiranTetapi susah untuk dijelaskanMaupun dibayangkanMeski rinduku hanya sebatas bilangan piMeski bagimu kecilTetapi rinduku tak terhinggaMeski dicari sampai ujung duniaApakah aku adalah x yang selalu engkau cari ?Apakah aku harus menjadi PR kalkulus mu ?Agar berada pada pikiranmuApakah aku bagimu ?RUMIT DAN TIADA AKHIR RASANYAJika hidup dapat seindah sifat komutatifSungguh bisa aku bertukar nasibDengan suku bervariabel besarAgar dapat merasa seksama antara sedih dan bahagiaNamun, selama kurasaHidupku lebih mirip logaritmaRumit dan tiada akhir rasanyaJadu basis atau numerus sama sajaTapi sekali aku berpikir lagiUntuk apa aku mendamba hidup seindah rumus trigonometriJika Tuhanku Maha MengasihiYang kiasan Matematika akan sulit jadi penggantiMATEMATIKA ...Matematika itu kayak deketin si diaBanyak cobaannyaHarus bertahapJuga harus sabarMatematika...Banyak rumus dan angkaKadang susah kadang mudahTergantung kita memahaminyaMatematika...Bisa buatku gundah dan juga senangGundah bila tak menemukan jawaban yang tepatSenang bila menemukan jawaban yang pasMatematika...Bagaimanapun juga kau tetap menjadi favoritkuKau selalu menemani hari-harikuBaik susah maupun senangMatematika...Kusayang kamu BAGAI NOL DIBAGI NOLWahai pujaan hatiAku mencintaimu selaluBagai garis y=xYang perlahan terus naikWahai pujaan hatiPerasaanku tak bisa kuutarakanBagai nol dibagi nolYang tak terdefinisikanNamun engkau hanyalah sebatas -3Yang imajiner dan khayalDan tak bisa kugenggamSerta berada di SEPERTI INFINITYLayaknya x dan yInginku hanya selalu bersamamuSaling berbagi rasaHingga senangnya seperti infinityMungkin bagimu aku seperti bilangan berpangkat nolBiasa tidak istimewa tak berhargaTak ubahnya seperti kurva tertutupTak pernah sempurna di matamuAku tak mengerti...Kenapa vektor hatiku masih terarah untukmu?Mengapa dimensi ruang pikiranku masih terisi namamu?Mengapa proyeksi senyumanmu tak pernah hilang dari ingatankuBaurBaurAku dijerat garis mutlakAku kalah oleh perasaan telakTerperangkap dalam hipotesaMendorongku jatuh ke dalam palungKita bagaikan inverssSaling berlawanan saling berkebalikanBersama perasaan abstrakAku dirundung jengahSeperti dua garis lurusYang tak akan bertemu barang setitikSudahlah, aku lelah dengan bermacam teoremaMungkin memang kita tidak ditakdirkan DAN MATEMATIKAPerjalanan waktu bagaikan stasionerBernilai maksimum ketika dibutuhkanDan bernilai minimum saat diabaikanItulah waktuSeringkali waktu berlariKencang seperti kuda dengan kecepatan tak hinggaTerkadang waktu merangkakSeperti bayi riang yang merangkakWaktu berlari cepatKetika tak ada pemikiranBerapa peluang waktu itu kan berhentiWaktu akan merangakKetika adanya limit waktuWaktu cepat waktu lambatSemua itu nolSemua itu fx dan fx = 17Semua itu sin 180 derajatSemua hanyalah kosongWaktu penentu segalanyaTak ada umur jika waktu tak berjalanTak ada sejarah jika waktu tak merangkakFaktorkanlah waktu sesuai kebutuhanSesungguhnya waktu bernilai maksimumSeperti saya yang baru membuat puisi ini karena rodi genHIDUP ITU HIMPUNAN AMALHidup itu ibarat skala pada petaYang membandingkan antara dunia dan akhirat kitaBerjalanlah sesuai dengan petunjukNyaSemua pilihan aka nada pertanggungjawabannyaPernahkah kita berfikir bahwaSetiap sudut kehidupan kita bernilai ibadah?Kerena kurva kehidupan ini kita yang bebas menentukanDi kuadran manakah kita mau berada?Tegakkan garis kebenaran dalam diriBuat irisan dan himpunan amal sebanyak-banyaknyaKarena seberapa pun konstanta yang adaSemoga tetap membuat amal kita menjadi investasi di hari kemudian nantiDIRIKU PILUAku berlari melingkar sejauh mata memandangMembentuk sudut 45 derajatMenghitung setiap gerakan dalam detikMemaknai langkah seperti membaca aljabarLelahku singgah, peluhku beterbanganTeringat desimal yg kehilanganKu renungkan segala keluh kesahkuAgar tidak sampai memiliki pangkatMalam hari, aku menghitung kejoraMenerka pytagoras seorang diriBerselimut semilir anginBerembus menghangatkan tubuhKITA BUKAN SEGITIGAPerasaanku padamu, bagai limit fungsiBerarti namun tak terdefinisiCintaku seluas lingkaranNamun sedikitpun tak tersampaikanKita bukan segitigaYang memiliki sama rasaNamun, sungguh berartiDirimu dalam hidup iniWarna merah hanya kudapati dalam nilai raporkuTidak dalam rona pipimuBetapa rumit logaritma untukkuNamun kutau, lebih rumit kisah cintaku padamuFLIVEHidup itu hanya sejumlah sin 90Tak seperti ctrl+Z yang bisa dilakukan berkali-kaliHiduplah bagai angka 1 yang selalu adaMenjadi faktor bagi bilangan lainnyaPenuhkan hidupmu bagai kertas buramYang kau gunakan tanpa takut salah tulisJangan biarkan semuanya berakhir tak terdefinisiNilai mutlak lah yang kau kejarTapi doronglah selalu kehidupanmuBahkan hingga mencapai tan 90Namun juga pararelkan setiap faktornyaAgar jangan sampai semuanya bertabrakanBagai TM, yang takkan ditemukan kebenarannyaBuat semuanya sederhana, tak merepotkanKarena dikalkulasikan pun, hasilnya samaJangan pikir terlalu berat kenyataan hidupmuItu tak seberat soal tantangan ukbm smalaMATEMATIKA BUKAN MORALHidup bagai menelusuri grafikBerbagai macam bentukPersamaan dan Dimensi turut ikutBersama mencapai tujuan yang ada Matematika bukan moral Hanya acara dan aturan Bukan sumbu acuan dasar yang patut Entah siapa yang akan memakainya?Waktu berjalanTeringat suatu cara penyesalanDiakhir dengan fungsi objektifKemenangan fisik kegagalan jiwa Bagaimana seterusnya? Kehancuran sebagai pembilang 0 Tak terdefinisikan namun jelas Sebagai garis yang terputus di akhirMATEMATIKA KEHIDUPANHidup ini bagaikan sebuah lingkaranTidak memiliki sudut dan akan selalu berputarTerkadang kita akan merasa berada diatasdan terkadang pula kita akan merasa dibawahibarat bilangan 1 0yang memiliki nilai yg terdefinisjika kita melakukan segala sesuatu dengan ikhlasmaka sesuatu yg kita peroleh akan menjadi tidak terbatastetapi jika kita berbuat salah dalam kehidupan inikita akan merasakan minus dalam menjalani hidupkita harus terus bisa memperbaiki diri kitaagar kehidupan yang kita jalani menjadi pluskita harus selalu berusaha memperoleh yg terbaikibarat bilangan 1-10, kita harus selalu memperoleh 10tetapi meskipun kita sudah memperoleh 10kita tidak boleh sombong, karena bilangan itu tidak memiliki batasmemang hidup kita ini sudah seperti matematikajika terjadi kesalahan sedikit maka semuanya akan salahsemua itu kembali lagi kepada kitabagaimana kita ingin menjalani kehidupan iniHASIL HITUNGKita adalah sum dari setiap hal dan setiap dari yang kita temui dan yang akan kita adalah hasil substraksi dari dari lingkungan, orang, dan ide di sekitar adalah hasil Integer dari tambah dan terbagi oleh pertanyaan dalam oleh tubuh dan, dan bukti adalah perkalian dari keberanian dan rasa kalkulus dan Algebra kini dan adalah trigonometri dari sudut dalam kuadran satu, dimana semua hal bernilai hal yang ada di dalam maupun di luar kita, yang menjalankan menuju hal yang meberi kita maupun kebelakang, berapapun adalah hasil dari hitungan, kita DAN AKHIRAku tak pernah tau harus memulai ini darimanaTak pernah tau pula harus mengakhiri ini bagaimanaSama halnya dengan perasaan iniSeperti persamaan garis lurus yang tak mengenal kata akhirMemang benar tidak pernah ada kata kitaYang ada hanya aku yang menanti dengan penuh harapSama seperti tan 90Perasaan mu memang tak terdefinisikanSedang aku menanti tanpa alasanKalau dipikir pikir lagiMungkin benar kita tak bertakdirSama seperti persamaan nilai mutlakYang selalu menghadap arah yang berbedaJadi telah kuputuskanTuk menutup mata dan berharap kamu bahagiaSama halnya dengan persamaan dengan gradien yang samaKita memang pernah bertemu tapi tidak ditakdirkan untuk bersamaCLEARLY UNDEFINEDHidup, Lingkaran KehidupanSuatu wujud berawal namun tak berakhirBerjalan di tiap sisinya yang bahkan tak tahu sampai manaMembentuk perjalanan infinitifLayaknya semua bilangan yang dibagi nolJuga hasil dari tan90o telah menjawabSemua kembali lagi pada bentuk lingkaran ituApakah semua memang sudah ditakdirkan seperti ini?Layaknya himpunan yang tak terhinggaJuga hasil dari -1 telah menjawabSemua juga tidak jelas banyaknyaSemua yang tak terdefinisi ini bukankah membuat resah?Jawaban kembali pada diri sendiriLangkah yang kita ambil pada roda dunia iniPercayalah akan kepastian masa depanTuhan selalu menyertai langkah kitaAKU, KAMU, DAN TRIGONOMETRIMalam ini....Tepat satu tahun yang laluKala hujan dan sinar bulan menemaniKau dan aku saling mengutarakan rasa ituSebuah pesan singkat menjadi awal rasa itu tumbuhKuingat betul pesan pertama yang aku kirimYa...materi TrigonometriNamun kala itu kuharap engkau tak seperti TrigonometriYang selalu rumit dan kadang demi hari kita lalui bersamaSuka dan duka menjadi pemanis kisah kitaHingga tak terasa senja di ujung tahun telah datangPertanda jalan perpisahan itu datang. Kini.....Hanya jarak dan waktu yang memisahkan kitaMimpi kita untuk menjadi sin 90 telah sirnaNamun, jangan pernah tinggalkan rasaKarena rasa ini akan selalu bernilai tan 90Trigonometri tak serumit yang kukiraSejak kamu mengisi relung yang sunyiSin cos tan seerti kisah iniSelalu bersama walau tak harus SERUMIT CINTAKUPenuh liku Kau bak bilangan positifMengajari hubungan dalam mempercayai seseorangAgar tak jatuh ke rumus yang salahSelama bersama tak ada diskriminan diantara kitaKau adalah sumber inspirasikuMeski berjauhan selalu ada peluang tuk bersamaAku takut akan ada eliminasi diantara kitaKarena tanpamu aku seperti himpunan kosongMemang cintaku tak sebulat lingkaranTak semudah perkalian maupun pembagianTak serapi bentuk barisan bilanganSehingga tak ada peluang untuk mengukur imanCintaku tak setinggi bentuk pangkatApalagi sampai puncak fungsi kuadratNamun aku akan bertekad cintakuAkan ku program linearkanKusadariJalanku kadang rumit bak fungsi limitKadang curam seperti integraltak selurus garis vektorPenuh onak duri seperti trigonometriNamun kuyakiniDirimu akan mensubtitusi cintamuDi suimbu simetri hatikuLEMBARAN USANG Kita adalah sisa dari serpihan hari yang sudah matiSaling mencari celahMelalui baris deret yang cocok untuk menutup kisah piluTerus menerus ditulis dalam lembaran usangDalam variabel yang telah ditakdirkanKita adalah kehancuran cerita romansaCerita yang dikarang dengan segala rumus algoritma hingga logaritmaYang tiada bermaknaYang ditulis indah di bawah cahaya redup rembulanKita selalu lenyap oleh barisan angkaYang tidak tahu kapan akan berakhirTerombang - ambing di atas lautan notasi - notasi dan variabelYang tak bertuanHIDUP TIDAK SELALU INDAH HidupTidak selalu indah, layaknya nilai mutlakYang selalu positifTidak pernah negatifHidup,terasa sangat beratPenuh lika-liku layaknya matematikaBerat, pusing, dan membingungkan hanya untuk mencari huruf xNamunManusia itu ada dua, yakni positif dan negatifIa bisa memilih antara ingin bangkit atau tidakItu semua tergantung dirinyaMereka yang berusahaPeluang berhasilnya tinggiMereka yang tidakSudah pasti gagalKUTULISKAN CINTAKU DALAM MATEMATIKAKUKeindahanmuTerlukis indah dalam skema hatikuKesetiaanmuTak kan pernah terhapuskan oleh titik stasionerNamunCintaku tak dapat terungkapkanDengan nilai ekstremTetapiCintaku seperti stasioner,Yang dapat diungkapkan dengan teoremaKu ingin melukiskan lingkaran dalam hatimuAgar kau tahu, luasnya cintaku padamuDan cintamu tak akan pernahTersubstitusikan oleh ruang dan waktuKarena cintaku dan cintamuAkan selalu menyatu dalam kalbu ku 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Lihat Fiksiana Selengkapnya
Seorangmurid biasanya membuat puisi lucu untuk guru saat mendapatkan tugas dari bapak atau ibu guru. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, tak jarang para guru memberikan tugas kepada muridnya untuk menulis sebuah puisi. Puisi yang dibuat umumnya menggunakan diksi yang puitis dan memiliki makna yang dalam. Tetapi, tidak semua murid bisa membuat puisi dengan kata-kata yang puitis. Misalnya MATEMATIKA CINTA Dian Mardiana 1 + 1 ā 1, Itulah cintaku Seperti lingkaran Yang tak pernah habis Dimakan oleh detik detik waktu Seperti angka 0, tak kan bisa dibagi, jika dipaksa, ia akan minus alias mati! Cintaku, Seperti angka tegak berdiri Sendiri, tanpa orang lain Dan cintaku, Seperti perkalian yang tak habis oleh sisa waktu Hitunglah cintaku, Ibu! Imroatun Nadifah Beribu pengorbananmu Beribu cinta tlah kau berikan untukku Diriku 1, Tapi cinta dan sayangku 1000 untukmu Cintaku bagaikan lingkaran dan aljabar untukmu Lingkaran yang tak pernah ada sudut batasnya Aljabar yang berisi banyak suku Variabelnya dirimu, Ibu Dan koefisiennya diriku Yang selalu membutuhkanmu dan bisa berpisah darimu Waktu terus berjalan, dan berjalan Tapi, Kasihku padamu Ibu, tak kan pernah habis Bagaikan beribu bintang di langit Himpunan cintaku ku berikan padamu Himpunan cinta yang tak kan pernah habis dan berbatas, untukmu. Sahabat Holifatul jannah Persahabatan kita seperti lingkaran Yang tidak ada batas sudutnya Kau bagaikan jari-jari dan akulah diameternya Dimana diameter tanpa jari-jari tidak akan ada Engkau seperti pusat lingkaran yang slalu ada di tengah-tengah kehidupanku Aku bagaikan konstanta jika tanpamu Oleh karena itu,,,, Kita bagaikan bentuk al-jabar yang terdiri dari beberapa suku dan terbentuk menjadi satu. SEMPATKANLAH Lisa Aprilia Hidup hanya sekali Dosa jangan di tambah Pahala jangan di kurangi Cinta jangan di bagi Manfaatkan kesempatan itu sebaik baik mungkin Karena bisa jadi kesempatan untuk mengurangi dosa , Untuk menambah pahala Untuk hidup tidak datang dua kali Matematika keluarga wahyudi 1 + 1 = dua Itulah orang tuaku 1 ā 1 = 0 Berarti aku tidak punya saudara 2 ā 1 = 1 Itulah rumahku Kamu Dibawah pohon kumenulis sebuah puisi tentang dirimu Dan ku melihat bintang kelangit untuk melihat bintang Dan ku hitung bintang itu, meski tidak semua Tapi,,,, Cintaku untuk bagaikan pasir yang ada di laut Meski orang pintar matematikanya Walaupun dia menggunakan rumus apapun Dia tak akan bisa karena terlalu banyak cintaku untukmu . Itulah cintaku padamu ā¦ā¦ā¦. ? Matematika cintaku Supriyanto Cintaku tak seperti tembereng Cintaku tak seperti al-jabar yang dibantu Cintaku murni bagaikan konstanta Yang tidak dibantu tetapi berdiri dengan sendiri Cintaku tak seperti variabel Yang slalu berganti ganti Cintaku bagaikan lingkaran yang tak ada ujungnya untukmu Cintaku bagaikan diagram venn Yang slalu bersama bersatu yang tidak akan berpisah Cintaku bagaikan kedudukan lingkaran Yang berpusat B yaitu artinya bersatu Itulah matematika cintaku ā¦ā¦.. J Matematika Cinta Sahniwa 1 + 1 itulah cintaku Cintaku yang tak pernah terbagi Cintaku seperti lingkaran Yang tak pernah ada habis oleh detik detik waktu yang berputar Cintaku tak kan terbagi Karena cintaku hanya untukmu seorang Ruang kubus yang slalu menjadi renungan hatiku Cintaku seperti perkalian yang tak akan habis sampai akhir hayatku HIDUP-KU Moh. Buddi Begitu banyak dosa yang kulakukan 1 diriku 1000 dosa didalam hidupku 1 dirimu beribu ribu rasa sayangku padamu Hidupku bagaikan lingkaran Yang tak berujung dan hidup slalu berputar Dengan detik dan waktu Dan terlalu banayak dosa yang banyak kulakukan Walaupun aku satu tetapi Beribu ribu dosa yang aku perbuat Selama sepanjang hidupku Matematika cintaku Yono Cintaku padamu bagaikan lingkaran Yang tak pernah ada batasnya Bagaikan positif dan negatif Yang slalu saling berpasangan Cinta dan sayangku padamu Bagaikan garis vertikal Yang akan slalu berdiri tegak tuk menjagamu Karena ku tahu aku dan kamu akan slalu setia Matematika Hidup Misrawi 1 X aku dilahirkan 1 X aku hidup 1 X aku akan mati 1 X aku punya ayah dan ibu 1 cintaku ā¦.. itu kamu Hidup hanya 1X Dosa jangan + Amal jangan di ā Cinta jangan di š 1 CINTA Hermanto 1 X 1 seperti mengali cintaku Karena segitiga yang mengelilingi cintaku Cintaku seperti lingkaran yang tidak ada ujung ujungnya Cintaku padamu bagaikan busur yang menanjap ke hatiku Kekasih Santi Laili Detik detik pun kita lalui Hingga sudut tak berputar pada talinya Dua tali yang menjadikan satu Drajatpun tak menjadikan kita gelombang Aku dan kamu satu yang dibelah dua Slalu ada persamaan diantara kita Hembusan jiwa kan slalu bersamamu Meski penuh dengan duri duri Dan hanya tersisa air mata Karena bagiku cinta yang dibasuh dengan air mata Akan indah dan suci slamanya Love ayah Oleh Wati wardani 2 -1 itulah cintaku untukmu ayah Cintaku takkan terbagi 3-1 , hanya untukmu Sayangku padamu bagaikan variebel dan diagram venn Aku menyayangimu dengan rumusku ayah Yaitu ,,,,, I + LOVE + YOU + FATHER I love you father Lingkaran Persahabatan Kurniawan Aku ingin persahabatan kita seperti lingkaran Yang slalu berputar Tanpa ada titik awal dan titik akhir dalam menjalani kehidupan Sahabat pegang kata kata dariku sebagai bukti kesetiaanku padamu ⦠J CERITA HIDUPKU Joko Anggi A 4 = 2+2 itulah hidupku Meskipun saya tidak suka matematika Segi empat yang agak panjang dengan ukuran 5 m itulah tempat kamarku Meskipun agak sempit tempat kamarku Tetapi saya tidak putus asa untuk membangun sebuah segi empat Dengan menggunakan rumus kubus Itulah kehidupanku SumberKarenamuaku menjadi sangat menyukai pelajaran matematika ini. Guruku kau adalah orang yang sangat cerdas dan baik. Dengan demikian Anda bisa menjadi lebih lega setelah memberikan puisi untuk sang guru. Anda bisa memberikannya pada saat hari guru atau saat ulang tahun guru tersebut. Jika memungkinkan Anda juga bisa memberikan puisi tersebut
.