- Veerenigde Oostindische Compagnie VOC dikenal sebagai Perserikatan Dagang Hindia Timur Belanda, berdiri pada 20 Maret 1602. VOC berupaya melakukan monopoli perdagangan di kawasan Asia pada era kolonialisme Eropa. Saat itu, tujuan pendirian VOC adalah mencegah kerugian akibat persaingan dagang dengan Portugis di VOC berdiri sebenarnya sudah ada beberapa perusahaan dagang Belanda yang melakukan perdagangan di Nusantara. Salah satunya Compagnie van Verre asal Amsterdam, Belanda, yang melakukan pelayaran ke Asia pada 1595-1597. Mereka melihat bahwa ada prospek cerah dalam perdagangan di Nusantara. Menurut R. Bijlsma dalam “De archieven van de compagnieën op Oost-Indië, 1594-1603” yang termuat di Verslagen omtrent, berdiri beberapa perusahaan serupa di kota yang sama di Rotterdam dan Zeeland. Seluruh perusahaan tersebut saling berlomba melepaskan layar kapal untuk bisa memperoleh keuntungan di wilayah Asia. Belakangan perusahaan-perusahaan dagang tersebut saling bersaing untuk mendapatkan komoditas di Nusantara. Lantaran kondisi ini keuntungan yang diperoleh oleh masing-masing perusahaan menjadi kecil. Artinya bahwa jumlah modal yang harus dikeluarkan ketika berlayar tidak sepadan dengan keuntungan yang didadapatkan. Menyadari hal itu, beberapa perusahaan dagang di Belanda memutuskan untuk bekerja sama secara lokal kota mulai tahun 1600. Tujuan VOCSituasi itu juga didukung oleh kondisi konflik politik antara Belanda, Spanyol, dan Portugis. Pada 1600, Belanda sedang berperang dengan Raja Spanyol dan Portugal yang tengah bersatu menguasai perdagangan di Asia. Lantaran itu Belanda menyadari bahwa persatuan bisa mengalahkan segala hal, baik militer maupun ekonomi. Dukungan politik pemerintah Belanda ini selaras dengan tujuan VOC yang ingin menguasai jalur perdagangan ke Asia. Kongsi dagang ini ingin mengatasi kerugian seluruh pedagang Belanda yang bersaing dengan Portugis dan Spanyol di Asia. Lalu, meraup laba setinggi-tingginya demi keperluan perang Belanda melawan Spanyol. Dalam Organisasi VOC, Gaastra, menjelaskan, VOC merupakan gabungan dari enam perusahaan kecil Belanda yang diprakarsai oleh pemerintah Belanda Staten-Generaal. Ketika berdiri, terdapat sejumlah 17 tuan yang memimpinnya. Posisi VOC makin kuat setelah pada 20 Maret 1602, pemerintah Belanda mengeluarkan hak istimewa oktroi kepada VOC yang baru terbentuk. Di dalamnya, tercantum bahwa hanya perusahaan VOC yang boleh berlayar ke daerah timur, Tanjung Harapan dan barat, Selat Magalan. Masih menurut Gaastra, isi lain dari oktroi terkait tata cara kompeni militer dan kolonialisasi, kedudukan para direktur pemimpin masing-masing daerah, partisipan dagang mata uang, dan cara pengumpulan modal pajak. Sejarah VOC dari Ambon Pindah ke JakartaDi Nusantara Indonesia, Gubernur Jenderal pertama VOC, Pieter Both, menetapkan Ambon sebagai pusat pemerintahan kongsi dagang Belanda tersebut. Selain itu, pada 1611, di Jayakarta Batavia, ia juga membangun rumah dagang kecil yang digunakannya sebagai kantor cabangnya. Sesudah masa kepemimpinan Pieter 1618, Jan Pieterszoon Coen bertugas sebagai Gubernur Jendral VOC barunya. Ketika awal, ia langsung membangun benteng setinggi 7 meter di Jayakarta. Bangunan tersebut dilengkapi meriam sebagai pertahanan untuk persiapan perang merebut Jayakarta. Dalam Pengurus Pusat VOC dan Lembaga-Lembaga Pemerintahan Kota Batavia 1619-1811 – Sebuah Pendahuluan, Hendrik E. Niemeijer mengungkapkan, pada 30 Mei 1619, VOC berhasil mengambil alih pelabuhan di Jayakarta. Setelah medapatkan wilayah tersebut, VOC menjadikannya sebagai pelabuhan permanen, tempat galangan kapal, gudang pusat perdagangan, serta pusat pemerintahan dan administrasi. Bahkan, Batavia saat itu juga dijadikan pusat pemerintahan dari wilayah Asia, bukan hanya Nusantara. VOC yang awalnya bertujuan hanya untuk mengumpulkan dana perang serta memenangkan persaingan dagang, ternyata juga ikut andil dalam berbagai aspek kehidupan di Nusantara. Faktanya, semua yang dilakukan termuat dalam oktroi yang telah dibuat oleh pemerintah Belanda. Namun, bangkrutnya perusahaan ini mulai terlihat pada akhir abad ke-18. Mc Ricklefs menjelaskan dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 2009, VOC menemui kemundurannya. Hal tersebut ditandai dengan letihnya berperang melawan daerah-daerah Nusantara yang tidak bersedia dieksploitasi serta korupsi yang menyebabkan krisis keuangan perusahaan. Dalam buku Dari Soal Priayi Sampai Nyi Blorong 2002, Ong Hok Ham mengungkapkan, pada 31 Desember 1799, VOC bangkrut dan kemudian dibubarkan. Seluruh utang dan aset yang ada diambil alih oleh pemerintah Belanda. - Sosial Budaya Kontributor Yuda PrinadaPenulis Yuda PrinadaEditor Agung DH
di awal. pembentukannya. kedokteran dan juga sebagai wadah aspiratif di Awal dan Akhir Kepengurusan. b. Bendahara Koordinasi dengan presbem institusi terkait iuran tahunan ISMKI Mengelola
Jakarta - Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC adalah kongsi dagang terbesar asal Belanda yang pada abad ke-17 menguasai pusat perdagangan di wilayah Asia. Pada waktu itu, VOC melakukan monopoli yang luar biasa terhadap jalur perdagangan rempah-rempah. Akan tetapi, bagaimana sejarah lahirnya VOC?Sebelum membahas mengenai sejarah lahirnya VOC, ada beberapa fakta-fakta menarik yang harus kamu tahu. Di mana VOC ini memiliki tentara dan diperbolehkan negosiasi dengan negara-negara lain yang membuat seolah-olah VOC seperti negara di dalam itu, VOC ini memiliki enam bagian, yaitu ada di Amsterdam. Middelburg, Enkhuizen, Delft, Hoorn, dan Rotterdam. Walaupun VOC adalah badan atau institusi dagang umum, namun memiliki legitimasi penuh dari negara dengan diberikannya berbagai sebelum Belanda datang ke Indonesia, ada fenomena di mana perdagangan rempah-rempah yang dikuasai oleh Portugis pada abad ke-16. Di mana Portugis bekerja sama dengan Jerman, Spanyol, dan Italia yang menggunakan kota Hamburg sebagai pelabuhan sentral dalam mendistribusikan barang di ingin kalah, Belanda akhirnya melakukan ekspedisi dengan empat kapal besar yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman menuju Indonesia. Ini juga menandakan sebagai kedatangan pertama Belanda ke Indonesia dan berlabuh ke dari buku Negeri Dengan Seribu Pesona Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Paket A Setara SD/MI kelas V 2018 yang ditulis oleh Maria Listiyani menjelaskan jika sejarah lahirnya VOC dimulai ketika Belanda sampai di Indonesia pada tahun 1596 dan langsung mendirikan perusahaan tetapi, lahir persaingan yang ketat antara setiap pedagang Belanda. Hal ini ditengarai oleh persaingan harga rempah-rempah dan di lain sisi harga rempah-rempah di Eropa juga merosot. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, maka didirikannya perusahaan dagang bernama Vereenigde Oostindische Compagnie VOC.VOC secara resmi berdiri sebagai perusahaan dagang pada tanggal 20 Maret 1602 dan dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal. Gubernur Jenderal pertama dari VOC adalah Pieter Both dan tidak berlangsung lama digantikan oleh Jan Pieterszoon Berdirinya VOCAda tiga tujuan utama dari didirikannya VOC, yaituMenyaingi perusahaan dagang Inggris di India, yaitu East India Company EICMenguasai pelabuhan serta kerajaan-kerajaan di IndonesiaMelakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di IndonesiaKebijakan Penting dari VOCDi masa kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, VOC berkembang pesat dan berhasil menguasai rempah-rempah di beberapa wilayah di Indonesia. Adapun beberapa kebijakan dari VOC yang sangat merugikan rakyat Indonesia, yaituMelaksanakan "Pelayaran Hongi", yaitu pelayaran yang menyusuri pantai dengan dilengkapi oleh armada perang untuk mengawasi pedagang agar tidak menjual rempah-rempah ke pedagang lainMenebang tanaman rempah-rempah milik penduduk agar produksi rempah-rempah tidak berlebihanMewajibkan rakyat Indonesia untuk membayar pajak kepada VOC berupa hasil bumiNah, itu adalah sejarah lahirnya VOC beserta tujuan dan kebijakannya. Semoga menambah wawasan detikers! Simak Video "Perawat di Belanda Akui Bunuh 20 Pasien Covid-19, Ini Alasannya" [GambasVideo 20detik] pal/pal
Paketkebijakan otonomi yang disebut pertama diatas dikeluarkan pada masa pemerintahan B.J Habibie. Banyak orang menilai bahwa keluarnya kebijakan otonomi daerah tersebut merupakan titik balik bagi pelaksanaan otonomi daerah yang lebih demokratis dibandingkan dengan kebijakan otonomi daerah sebelumnya ( melalui UU No.5 Tahun 1974 Produk orde baru) yang dinilai sentralistik.
Bagaimana Sistem Pengelolaan Dan Kepengurusan Voc Pada Awal Pembentukannya – Pada awal pembentukan Voc, sistem pengelolaan dan kepengurusannya tentunya berbeda dengan kemudian. Hal ini disebabkan oleh faktor sejarah yang menyebabkan adanya perubahan yang signifikan pada sistem pengelolaan dan kepengurusan. Pada awal pembentukannya, VOC memiliki sistem pengelolaan dan kepengurusan yang berbeda dengan sekarang. Pada awal pembentukannya, VOC memiliki sistem yang lebih terpusat dan bergantung pada kepemimpinan seorang ketua. Ketua ini harus diikuti oleh para pengikutnya dan seluruh keputusan yang diambil berada di tangan ketua. Sementara itu, setiap pengikut memiliki peran yang menjadi bagian dari sistem pengelolaan dan kepengurusan. Selain itu, VOC juga memiliki sistem pengelolaan dan kepengurusan yang berbasis pada hukum dan peraturan yang mengatur aktivitas pengelolaan dan kepengurusan. Hal ini penting untuk menjamin bahwa setiap aktivitas yang dilakukan oleh VOC sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sistem pengelolaan dan kepengurusan juga memiliki struktur organisasi yang berbeda. Di VOC, struktur organisasi lebih terfokus pada pengawasan dan pengendalian. Struktur organisasi ini membuat semua aktivitas VOC lebih terstruktur dan akan memastikan bahwa keputusan yang diambil terpenuhi. Selain itu, VOC juga memiliki sistem finansial yang berbeda. Sistem finansial VOC berfokus pada pengelolaan sumber daya dan pengelolaan anggaran. Hal ini penting untuk memastikan bahwa sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan anggaran yang digunakan adalah yang terbaik. Sistem pengelolaan dan kepengurusan VOC di awal pembentukannya juga mencakup pengawasan lokal. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua aktivitas yang dilakukan dapat diawasi dan dikontrol. Dengan demikian, maka dapat dijamin bahwa aktivitas VOC sudah sesuai dengan standar yang berlaku. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem pengelolaan dan kepengurusan VOC di awal pembentukannya tentunya sangat berbeda dengan sekarang. Sistem ini terfokus pada kepemimpinan ketua, hukum dan peraturan, struktur organisasi, dan sistem finansial. Sistem ini merupakan salah satu kunci sukses VOC yang menjadi salah satu perusahaan dagang terbesar dunia saat ini. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Sistem Pengelolaan Dan Kepengurusan Voc Pada Awal 1. Pada awal pembentukannya, VOC memiliki sistem pengelolaan dan kepengurusan yang berbeda dengan sekarang, yang terfokus pada kepemimpinan 2. Setiap pengikut memiliki peran yang menjadi bagian dari sistem pengelolaan dan 3. Sistem pengelolaan dan kepengurusan juga memiliki struktur organisasi yang berbeda, yang terfokus pada pengawasan dan 4. Sistem finansial VOC berfokus pada pengelolaan sumber daya dan pengelolaan 5. Sistem pengelolaan dan kepengurusan VOC di awal pembentukannya juga mencakup pengawasan lokal. 1. Pada awal pembentukannya, VOC memiliki sistem pengelolaan dan kepengurusan yang berbeda dengan sekarang, yang terfokus pada kepemimpinan ketua. Pada awal pembentukannya pada tahun 1602, VOC Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau Dutch East India Company memiliki sistem pengelolaan dan kepengurusan yang berbeda dari sekarang. Sistem tersebut terfokus pada kepemimpinan oleh satu orang ketua. Ketua VOC adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengatur perusahaan. Dia adalah presiden dari perusahaan dan memiliki semua hak dan wewenang untuk mengatur dan mengelola semua aspek dari perusahaan. Ketua VOC memiliki kekuasaan yang cukup luas. Dia bertanggung jawab untuk mengambil keputusan tentang berbagai masalah, termasuk pengelolaan keuangan, penempatan staf, pengadaan, kontrak perdagangan, dan hubungan luar negeri. Ketua VOC juga memiliki hak untuk membuat keputusan tentang pembagian keuntungan, pengelolaan aset, dan pengadaan stok. Dia juga bertanggung jawab untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh VOC. Ketika VOC pertama kali didirikan, para stafnya terutama terdiri dari para ahli ekonomi dan politik. Setiap anggota harus mengikuti peraturan dan prosedur yang ditetapkan oleh ketua VOC. Selain itu, mereka juga harus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah Belanda. Ketua VOC memiliki kekuasaan yang tak terbatas untuk mengambil keputusan tentang semua aspek operasional perusahaan. Namun, ia juga harus bertanggung jawab atas semua keputusan yang diambil. Jika ia melakukan kesalahan atau melanggar aturan, ia harus menanggung konsekuensinya. Pada tahun 1610, VOC mulai mengadopsi sistem pengelolaan dan kepengurusan yang lebih formal. Sistem tersebut berfokus pada kepemimpinan ketua yang dipilih secara demokratis oleh anggota VOC. Sistem ini juga memungkinkan para staf untuk berbicara dan mengutarakan pendapat mereka dalam pengambilan keputusan untuk perusahaan. VOC juga mulai menggunakan manajemen dua tingkat. Manajemen dua tingkat memungkinkan adanya kepemimpinan ketua yang dipilih secara demokratis oleh anggota dan adanya kepemimpinan eksekutif yang dipilih oleh ketua untuk membantu ketua dalam mengelola perusahaan. Sistem pengelolaan dan kepengurusan VOC pada awal pembentukannya terfokus pada kepemimpinan ketua. Sistem ini juga memungkinkan para anggota untuk berbicara dan mengutarakan pendapat mereka dalam proses pengambilan keputusan. Namun, seiring berjalannya waktu, sistem pengelolaan dan kepengurusan VOC mengalami perkembangan dan menjadi lebih formal dan terorganisir. Sekarang, VOC memiliki sistem pengelolaan yang lebih modern dan terstruktur. 2. Setiap pengikut memiliki peran yang menjadi bagian dari sistem pengelolaan dan kepengurusan. Sistem Pengelolaan dan Kepengurusan Voc adalah proses yang digunakan untuk mengelola dan mengurus organisasi atau kelompok. Prinsip-prinsipnya diperkenalkan oleh Vereenigde Oost-Indische Compagnie VOC pada abad ke-17. VOC adalah sebuah badan komersial yang didirikan oleh Belanda pada tahun 1602 untuk bertindak sebagai penghubung antara pasar Eropa dan pasar India. Sistem ini menyediakan struktur untuk mengatur kegiatan pengelolaan VOC dan menentukan bagaimana kelompok ini akan beroperasi. Ketika VOC dibentuk, setiap pengikut memiliki peran yang menjadi bagian dari sistem pengelolaan dan kepengurusan. Peran-peran ini ditentukan berdasarkan struktur internal dan tugas-tugas yang harus dilakukan. Struktur internal ini biasanya terdiri dari Direktur Utama, Direktur Komisaris, Direktur Eksekutif, Direktur Asisten dan Direktur Keuangan. Direktur Utama bertanggung jawab untuk mengawasi kegiatan keseluruhan VOC. Mereka juga mengendalikan kegiatan bisnis dan mengelola hubungan dengan pihak lain. Direktur Komisaris bertanggung jawab untuk menjamin bahwa semua kegiatan VOC dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua kegiatan dilakukan dengan benar. Direktur Eksekutif bertanggung jawab untuk mengawasi operasi harian dan memastikan bahwa semua kegiatan dilakukan sesuai dengan rencana. Direktur Asisten bertanggung jawab untuk mempersiapkan dokumen yang diperlukan untuk kegiatan VOC dan untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan. Direktur Keuangan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa modal yang diperlukan tersedia untuk kegiatan VOC, serta untuk melakukan pemantauan dan pengelolaan keuangan. Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua kegiatan finansial dilakukan dengan benar. Setiap posisi memiliki tugas-tugas yang berbeda yang menjadi bagian dari sistem pengelolaan dan kepengurusan VOC. Selain struktur internal, VOC juga memiliki struktur eksternal yang menentukan bagaimana organisasi beroperasi. Struktur eksternal ini meliputi pemasok, mitra bisnis, pelanggan, pemerintah dan para ahli. Mereka bertanggung jawab untuk menyediakan informasi dan dukungan untuk organisasi. Struktur internal dan eksternal ini digunakan untuk memastikan bahwa segala sesuatu berjalan lancar. Setiap pengikut memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pengelolaan dan kepengurusan VOC. Mereka bertanggung jawab untuk menjamin bahwa semua kegiatan berjalan sesuai dengan rencana dan semua keputusan yang diambil sudah tepat. Dengan memastikan bahwa semua orang memiliki peran dan tugas yang benar, VOC dapat mencapai tujuannya dengan sukses. 3. Sistem pengelolaan dan kepengurusan juga memiliki struktur organisasi yang berbeda, yang terfokus pada pengawasan dan pengendalian. Sistem pengelolaan dan kepengurusan VOC pada awal pembentukannya sangatlah penting dalam mengelola dan mengatur kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan. Struktur organisasi yang dibentuk untuk mengelola dan mengendalikan kegiatan VOC terfokus pada pengawasan dan pengendalian. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua kegiatan yang terkait dengan VOC terlaksana dengan baik dan tepat waktu. Pertama, struktur organisasi yang dibentuk untuk mengelola dan mengendalikan VOC harus mencakup kepemimpinan yang berkualitas dan berkelanjutan. Pemimpin harus memiliki keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk mengelola dan mengendalikan VOC dengan baik. Mereka harus memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dan berpikir secara strategis. Pemimpin harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua kegiatan yang terkait dengan VOC berjalan dengan lancar. Kedua, struktur organisasi harus memastikan bahwa ada mekanisme yang tepat untuk mengawasi dan mengendalikan kegiatan VOC. Sebagai contoh, sebuah departemen audit internal dapat dibentuk untuk memastikan bahwa semua kegiatan VOC dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selain itu, struktur organisasi harus memastikan bahwa ada mekanisme yang tepat untuk memantau dan menilai kinerja kegiatan VOC. Terakhir, struktur organisasi yang dibentuk untuk mengawasi dan mengendalikan VOC harus memastikan bahwa ada sistem komunikasi yang tepat untuk menyampaikan informasi dan melaporkan kegiatan VOC. Komunikasi harus terjadi antara berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan VOC, termasuk pemimpin, staf, dan pemangku kepentingan di luar perusahaan. Komunikasi harus juga terjadi antara VOC dan pemangku kepentingan di luar perusahaan. Sistem komunikasi harus menyediakan informasi yang akurat dan up to date tentang kegiatan VOC sehingga dapat membantu pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat. Secara keseluruhan, struktur organisasi yang dibentuk untuk mengelola dan mengendalikan kegiatan VOC harus memastikan bahwa ada mekanisme yang tepat untuk mengawasi dan mengendalikan kegiatan VOC. Selain itu, harus ada sistem komunikasi yang tepat untuk menyampaikan informasi dan melaporkan kegiatan VOC. Dengan demikian, VOC dapat mengelola dan mengendalikan kegiatan mereka dengan lebih efektif dan efisien. 4. Sistem finansial VOC berfokus pada pengelolaan sumber daya dan pengelolaan anggaran. Pada awal pembentukan VOC, sistem finansial yang diterapkan berfokus pada pengelolaan sumber daya dan pengelolaan anggaran. Hal ini dilakukan agar VOC dapat mengoptimalkan fungsi-fungsinya dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. VOC menggunakan berbagai macam alat untuk memastikan bahwa sumber daya yang dimiliki berfungsi dengan baik. Sebagai awal, VOC memastikan bahwa semua sumber daya yang dimiliki dikelola dengan benar. Untuk melakukan ini, VOC menggunakan berbagai macam alat seperti pencatatan, pelaporan, dan pengelolaan keuangan. VOC juga memastikan bahwa semua sumber daya yang dimiliki dikelola dengan efisien dan efektif. Hal ini dilakukan agar VOC dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan biaya yang rendah. Selain itu, VOC juga berfokus pada pengelolaan anggaran. Hal ini penting dilakukan agar VOC dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki dengan benar dan efisien. VOC menggunakan berbagai macam alat seperti perencanaan anggaran, pelaporan, dan pengawasan untuk memastikan bahwa anggaran yang digunakan dikelola dengan baik. VOC juga berfokus pada pengelolaan risiko. Hal ini penting dilakukan agar VOC dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan biaya yang rendah dan aman. VOC menggunakan berbagai macam alat seperti identifikasi, penilaian, pengendalian, dan monitoring risiko untuk memastikan bahwa risiko yang dimiliki dikelola dengan benar. Kesimpulannya, sistem finansial VOC berfokus pada pengelolaan sumber daya dan pengelolaan anggaran. Hal ini penting dilakukan agar VOC dapat mengoptimalkan fungsi-fungsinya dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, VOC juga berfokus pada pengelolaan anggaran dan pengelolaan risiko untuk memastikan bahwa semua sumber daya yang dimiliki dikelola dengan benar dan efisien. 5. Sistem pengelolaan dan kepengurusan VOC di awal pembentukannya juga mencakup pengawasan lokal. Ketika VOC Vereenigde Oost-Indische Compagnie/Kompeni Dagang Timur Tengah Terpadu dibentuk pada tahun 1602, sistem pengelolaan dan kepengurusan yang diterapkan mencakup berbagai aspek manajemen perusahaan. Ini meliputi pengelolaan sumber daya, pengembangan produk, dan pengawasan lokal. Pada awal pembentukan, VOC merupakan organisasi pertama yang menggunakan strategi perdagangan berbasis kompetisi, yang menggabungkan pertanian, industri, dan perdagangan. Pertama, VOC memiliki struktur kepemimpinan yang jelas dengan 17 kepala perusahaan di Belanda, yang disebut “Heren XVII”. Ini adalah orang-orang yang secara bersama-sama bertanggung jawab untuk pengelolaan organisasi. Mereka memiliki hak untuk mengambil keputusan mengenai produk yang diperdagangkan, kontrak pembelian, dan pembelian aset yang diperlukan untuk membangun bisnis. Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa VOC memenuhi tujuan dan tujuan organisasi. Kedua, VOC menetapkan sejumlah aturan operasional untuk memastikan bahwa bisnis berjalan lancar. Salah satu aturan ini adalah menetapkan jumlah tertentu dari persediaan produk yang harus dimiliki oleh setiap kapal dagang. Aturan lainnya adalah memastikan bahwa setiap kapal dagang memiliki kompas, alat navigasi lainnya, dan peta yang dapat digunakan untuk melacak jalur navigasi. Ketiga, VOC memiliki jaringan cabang yang luas di seluruh dunia yang bertanggung jawab untuk membantu manajemen bisnis. Ini termasuk cabang di Jepang, India, dan Cina. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk VOC dikirimkan ke pasar yang tepat dan memastikan bahwa setiap cabang beroperasi dengan cara yang tepat. Keempat, VOC menetapkan prosedur yang ketat untuk mengawasi kegiatan bisnis lokal. Ini termasuk mengawasi pelanggaran, penipuan, kecurangan, dan tindakan ilegal. Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua aset VOC di wilayah tersebut dijaga dengan baik. Kelima, VOC juga mencakup sistem pengawasan lokal. Mereka menyewa sejumlah orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi pasar lokal dan melaporkan kegiatan yang berpotensi mengancam kepentingan VOC. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengawasi berbagai kegiatan perdagangan yang terjadi di pasar lokal dan melaporkannya ke Heren XVII jika terjadi kecurangan atau penipuan. Kesimpulannya, VOC melakukan berbagai hal untuk memastikan bahwa bisnis berjalan lancar. Mereka memiliki struktur kepemimpinan yang jelas, menetapkan aturan operasional, memiliki jaringan cabang, dan mengawasi kegiatan bisnis lokal. Sistem pengelolaan dan kepengurusan VOC di awal pembentukannya juga mencakup pengawasan lokal untuk memastikan bahwa semua aset VOC di wilayah tersebut dijaga dengan baik. Dengan adanya sistem pengelolaan dan kepengurusan yang diterapkan pada awal pembentukan VOC, organisasi ini mampu menjadi salah satu perusahaan dagang terbesar di dunia.
Karenaitu, hak-hak tadi dianggap dan diperlakukan sebagai hak-hak yang tidak dapat diubah oleh kekuasaan dalam negara yang berhak mengubah konstitusi.2 Menurut Miriam Budiardjo, HAM adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat.3 Senada dengan
Jawaban Sstem pengelolaan dan pengurusan WOC melalui Heeren XVII 17 anggota direksi perwakilan pemegang saham yang didelegasikan pada seorang Gubernur Jenderal. Awal pembentukannya pada tahun 1602 adalah untuk mewadahi kerjasama pedagang Belanda mengatasi persaingan eprdagangan rempah-rempah. Pembahasan VOC Vereenigde Oostindische Compagnie, Kongsi Dagang Hindia Belanda adalah perusahaan dagang Belanda yang diberi wewenang oleh pemerintah Belanda untuk melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah dari Indonesia, yang mengakibatkan penjajahan Indonesia oleh Belanda. VOC didirikan pada 20 Maret 1602, dan pernah berjaya menguasai perdagangan dan wilayah Indonesia, sebelum bankrut dan disaionalisasi pemerintah Belanda pada tahun 1800. Pembentukan VOC adalah respons pemerintah Belanda terhadap ketatnya persaingan dalam perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Para pedagang Belanda selain bersaing dengan sesamanya juga harus bersaing dengan pedagang Spanyol dan Porrtugis. Terlebih saat itu, Belanda sedang berpeang dengan Spanyol dan Porrtugis, sehingga perlu adanya wadah bersatunya dan bekerjasamanya. pedagang Belanda Pengelolaan utama VOC dilakukan oleh dewan direksi perusahaan yang disebut dengan Heeren XVII Heeren Zeventien atau “17 Tuan-Tuan” yang berangggotakan 17 perwakilan dari pemilik saham di seluruh penjuru Belanda - 8 perwakilan dari kota Amsterdam provinsi Holland - 4 perwakilan dari kota Middleburg provinsi Zeeland - 4 perwakilan dari masing-masing kota yang lebih kecil yaitu Rotterdam, Delft, Hoorn, dan Enkhuizen - 1 orang perwakilan dipilih bergantian dari perwakilan Zeeland atau empat kota-kota kecil lainya Kota Amsterdam memiliki perwakilan terbesar karena merupakan kota perdagangan terbesar di Belanda saat itu, dan kebanyakan pemilik saham VOC berasal dari kota ini. Sementara kota Middelburg memiliki jumlah perwakilan terbanyak kedua karena jumlah pelaut VOC terbanyak berasal dari kota ini. Oleh pemerintah Belanda, VOC diberi hak khusus Hak oktroi yaitu wewenang untuk memiliki pasukan, armada, benteng, gudang, serta dapat menyatakan perang dan damai dengan negara di Asia, demi menguasai perdagangan rempah-rempah. Heeren XVII bertemu 2-3 kali setiap tahun untuk mengatur strategi dan operasi VOC. Dalam prakteknya, Heeren XVII memberikan wewenang dan delegasi kekuasaan pada seorang “Gubernur Jenderal” yang berada di wilayah Indonesia. Awalnya Gubernur Jenderal VOC berkedudukan di Ambon, namun kemudian pindah ke Batavia Jakarta. Gubernur Jenderal ini bertanggung jawab kepada dan dipilih oleh Heeren XVII. Di bawah Gubernur Jenderal, terdapat para Opperhoofden pemimpin cabang yang mengepalai gudang dan benteng VOC di berbagai daerah. Kode Kelas XI Mata pelajaran Sejarah Materi Bab 1 - Bangsa Eropa di Indonesia Kata kunci VOC, Heeren XVII
terjawabBagaimana sistem pengelolaan dan kepengurusan voc pada awal pembentukannya? 1 Lihat jawaban Jawaban 3.9 /5 56 221MICHAEL memberi dampak buruk dikarenakan adanya penjajahan (persaingan) lain yg ikut memperburuk keadaan VOC. Tujuan VOC adalah menjual rempah-rempah kepada Indonesia pada masa lampau dan VOC meraih keuntungan.
- Vereenigde Oost Indische Compagnie VOC kongsi dagang Belanda yang kemudian berkembang dan memonopoli perdagangan di kawasan Asia. Organisasi ini bisa menyaingi serikat dagang Portugis dan Inggris yang sudah dibentuk sebelum VOC juga Mengenal Sultan Hasanuddin dan Perjuangannya Melawan VOC Namun di balik kesuksesannya, VOC menorehkan sejarah kelam bagi bangsa Indonesia dengan monopoli dagangnya, hingga akhirnya terusir oleh kehadiran tentara Jepang. Baca juga Benarkah Cat Rendah VOC Terbaik untuk Udara Dalam Ruangan yang Sehat? Kedatangan Belanda di Indonesia dan Pembentukkan VOC Wikipedia Tokoh pengusul kongsi dagang VOC, Johan van OldenbarneveltMelansir dari kedatangan Belanda ke nusantara berawal pada abad ke-16 di mana Belanda membuat ekspedisi pelayaran untuk mencari 'Kepulauan Rempah-rempah'. Baca juga Mengapa Markas Besar VOC Dipindahkan dari Ambon ke Batavia? Dalam ekspedisi itu dikirimkan empat kapal dengan 249 awak dan 64 pucuk meriam berangkat di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Baru pada Juni 1596, kapal-kapal de Houtman sampai di Banten yang merupakan pelabuhan dengan penjualan lada terbesar di Jawa Barat. Temuan Houtman ini yang menjadi panduan bagi penjelajah Belanda yang menggelar ekspedisi besar-besaran ke Nusantara. Pada Maret 1599 Jacob van Neck tiba di 'Kepulauan Rempah-rempah' Maluku. Ia kemudian kembali ke Belanda dengan mengangkut banyak rempah-rempah.
Untukmengusung kepentingan VOC diangkatlah gubnur jendral VOC yang pertama yaitu Pieter Both (1610-1614). Pada masa gubnur jendral J.P Coen menilai Jayakarta lebih strategis, pada tahun 1611 berhasil direbutnya dan diuabh namanya menjadi Batavia. Kota ini lalu dijadikan pusat kekuasaan VOC di Indonesia.
. sbmgb796et.pages.dev/476sbmgb796et.pages.dev/676sbmgb796et.pages.dev/81sbmgb796et.pages.dev/192sbmgb796et.pages.dev/891sbmgb796et.pages.dev/717sbmgb796et.pages.dev/410sbmgb796et.pages.dev/535sbmgb796et.pages.dev/724sbmgb796et.pages.dev/515sbmgb796et.pages.dev/200sbmgb796et.pages.dev/331sbmgb796et.pages.dev/714sbmgb796et.pages.dev/761sbmgb796et.pages.dev/133
bagaimana sistem pengelolaan dan kepengurusan voc pada awal pembentukannya